Skip to main content

KONSEP AKHLAK



Pengertian Akhlak Menurut Bahasa

Dari segi bahasa, akhlak (bahasa arab) bentuk jamak dari khulk. Khulk di dalam kamus al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat[1]. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan “ Khalqun “ (خَلْقٌ) yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “ Khaliq(خاَلِقٌ ) yang berarti pencipta dan “ Makhluq “  (مَخْلُوْقٌ ) yang berarti yang di ciptakan dan dari sinilah asal mula perumusan ilmu akhlak yang merupakan koleksi ugeran yang memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara Makhluk dengan Khaliq dan antara Makhluk dengan makhluk .
Dalam bahasa Yunani pengertian “ Khuluqun “ (خُلُقٌ ( ini dipakai kata ethicos atau ethos, artinya adat kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan, kemudian kata ethicos ini berubah menjadi ethika ( memakai h ) atau ” etika ” ( tanpa h ) dalam istilah Indonesia . Sedangkan dalam pengertian sehari-hari “ Khuluqun “ (خُلُقٌ(umumnya disamakan artinya dengan arti kata “ budi pekerti “ atau “ kesusilaan “ atau “ sopan santun “ .
Ibn Al- Jauzi menjelaskan bahwa al-khuluq adalah etika yang dipilih seseorang. Dinamakan khuluq karena etika bagaikan khalqah (karakter) pada dirinya. Dengan demikian khuluq adalah etika yang menjadi pilihan dan di usahakan seseorang. Adapun etika yang yang sudah menjadi tabi’at bawaannya dinamakan al-khayam.
Angkatan kata “ budi pekerti “, dalam bahasa Indonesia, merupakan kata majemuk dari kata “ budi “ dan “ pekerti “ . Perkataan “ budi “ berasal dari bahasa Sansekerta, bentuk isim fa’il atau alat, yang berarti “ yang sadar “ atau “ yang menyadarkan “ atau “ alat kesadaran “ . Bentuk mashdarnya ( momenverbal ) budh yang berarti “ kesadaran “ . Sedang bentuk maf’ulnya ( obyek ) adalah budha, artinya “ yang disadarkan “ . Pekerti, berasal dari bahasa Indonesia sendiri, yang berarti “ kelakuan “ .



[1] Dadan Nurul Haq,dkk. Aqidah Akhlak. Hal. 20 dari Luis Ma’luf, Kamus al-Munjid al- Maktabah al-Katulitiayas,(Beirut, tt) hal. 194


Makna Akhlak Secara Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an kata Khuluq terdapat:
1.      Dalam surat Al-Qalam ayat 4
وَاِنّكَ لَعَلَي خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: “ Sesungguhnya engkau telah benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
2.    Dalam suat Asy-Syua’ara ayat 137
إِنْ هَذَا إِلا خُلُقُ الأوَّلِينَ

Artinya:“(Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu”.
Ayat pertama merupakan ungkapan dalam bentuk pujian, Ayat ini memuat pujian Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasul-Nya yg pilihan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenyataan memang tdk ada manusia yg lbh sempurna akhlak daripada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai suatu anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yg telah memberi taufik kepada beliau. Tidak ada satu pun kebagusan dan kemuliaan melainkan didapatkan pada diri beliau dlm bentuk yg paling sempurna dan paling utama
Yang kedua mengungkapkan sifat yang terdapat pada orang-orang kuno dahulu.Ungkapan pertama tadi merupakan barometer terhadap sesuatu yang seyogyanya akan dilakukan, sedangkan yang kedua memberikan sifat yang telah ada.[1]



[1] Drs. H.M. Athoullah Ahmad, Antara Ilmu Akhlak dan Tasawuf. Hal. 15

Makna Akhlak Secara Istilah

Dilihat dari segi terminologi “ Akhlak “ terdapat beberapa pakar yang berpendapat antara lain :
Ø  Abu Ali Ibnu Muhammad Ibnu Ya’qub Miskawaih :
حَالُ لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ لَهَا اِلَى اَفْعَالِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَلاَرُوِيَةٍ
      Artinya : “Akhlak ialah keadaan gerak jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pemikiran terlebih dahulu
Ø  Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali:
     اَلْخُلُقُ عِبَارَةٌ عَنْ هَيْئَةٍ فِى النَّفْسِ رَاسِخَةً عَنْهَا تَصْدُرُ     الاْ َفْعَالُ بِسُهُوْلَةٍ وَيُسْرٍ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ اِلَى فِكْرٍ وَرُوِيَّةٍ      
      Artinya : Khuluk adalah suatu ibarat dari dorongan jiwa yang secara otomatis, menimbulkan perbuatan dengan mudah dah gampang tanpa membutuhkan pikiran dan usaha”.
Ø  Ibrahim Anis :
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang melahirkan bermacam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Ø  Ahmad Amin :
عَرَّفَ بَعْضُهُمْ الْخُلُقَ بِأَنَّهُ عَادَةُ الاِْرَادَةِ يَعْنِى أَنَّ الاِْرَادَةَ اِذَا اِعْتَادَتْ شَيْأً فَعَادَتُهَا هِيَى الْمُسَمَّاةُ بِالْخُلُقِ
Artinya :“Sebagian orang mendefinisikan akhlaq, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”.
Ø  Al-Qurthuby
Ahklak adalah Suatu perbuatan manusia yang bersumber dariadab-kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan termasuk bagian dari kejadiannya.
Ø  Muhammad bin I’laan Ash Shodieqy
اَلْخَلْقُ مَلَكَةٌ بِالنَّفْسِ يَقْتَدِرُ بِهَا عَلَى صُدُوْرِ الأُفْعَالِ الْجَمِيْلَةِ بِسُهُوْلَةٍ    
      Artinya : “Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain)”.
Ø  Muhammad Abdullah Dirros :
“Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang jahat)”.

Semua pengertian diatas memberi gambaran bahwa akhlak merupakan bentuk kepribadian seseorang tanpa dibuat – buat atau spontan atau tanpa ada dorongan dari luar. Jika baik menurut pandangan akal dan agama, tindakan spontan itu dinamakan akhlak yang baik (al-akhlakul karimah / al-akhlakul mahmudah), sebaliknya jika tindakan spontan itu buruk disebut al-akhlakul madzmumah. [1]
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak meliputi faktor-faktor:
a.       Pengertian baik dan buruk
b.      Apa yang harus kita lakukan untuk diri kita dan oarnga lain
c.       Tujuan apa yang harus dicapai dalam perbuatan tersebut
d.      Bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut.

Jadi akhlak adalah tingkah laku manusia yang di tinjau dari segi baik dan buruknya, apa yang
harus dilakukan dan  bagaimana cara melakukan sesuatu untuk diri sendiri dan orang lain
dalam mencapai tujuan.



[1]Syatori, op.cit, hlm. 1; Hamzah Ya’qub, Etika Islam, Bandung: Diponegoro, 1993, hlm. 12

Objek Persoalan Akhlak

Adapun objek persoalan dalam hal ini adalah bahwa peraturan-peraturan akhlak dalam Al-Quran tidak melewatkan sesuatu sedikitpun apakah masalah yang besar ataupun yang kecil dari kegiatan manusia dimana semuanya telah digariskan oleh Al-Quran sebagai tuntutan tingkah laku manusia, baik yang bersifat detail maupun global.
Al-Quran telah mengatur, hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan Rasulullah SAW, hubungan manusia dengan dirinya, hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan juga mengatur hubungan manusia dengan alam sekitarnya atau lingkungannya. Hal ini dapat di ambil contoh:

1.      Hubungan manusia dengan Allah SWT.

Sebagai mana terdapat dalam Al-Quran surat Al-A’raaf ayat 205
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Artinya: “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai”.

Dan contoh lain dalam surat Al-Israa’ ayat 78
أَقِمِ الصَّلاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Artinya: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)”.
Pola hubungan antara manusia dengan Allah Swt. antara lain;
a.       Mentauhidkan Allah, yaitu mengesakan-Nya baik dalam zat, asma’ was-shiffat maupun af’al (perbuatan-Nya) serta menjauhkan diri dari perbuatan syirik yang bisa menghancurkan sendi-sendi moral dan kehidupan manusia.
b.      Bertaqwa, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
c.       Cinta dan Ridha, seseorang akan dikatakn mencintai Allah jika dia selalu berusha melakukan segala sesuatau yang dicintai-Nya, dan meninggalkan segala sesuatu yang tidak disukai-Nya atau dibenci-Nya.
d.      Tawakal, yaitu membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan segala keputusan hanya kepada Allah Swt.
e.       Syukur, yaitu memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukur melibatkan tiga dimensi yaitu hati, untuk ma’rifah dan mahabbah, lisan untuk memuja dan menyebut asma Allah dan anggota badan untuk menggunakan nikmat yang diterima sebagai sarana untuk taat kepada Allah dan menahan diri dari maksiat kepada-Nya.
f.        Muraqabah, yaitu pengawasan. Kesadaran akan pengawasan Allah Swt. akan mendorong seseorang muslim untuk selanjutnya melakukan muhasabah (perhitungan, evaluasi) terhadap amal perbuatan, tingkah laku dan sikap hatinya sendiri.
g.      Taubat, yaitu sebuah kebijakan Allah untuk menerima kembali hamba-Nya yang telah menjauhkan diri dari-Nya dan menginginkan untuk kembali ke jalan yang benar setelah melakukan kesalahan-kesalahan.

2.      Hubungan manusia dengan Rasulullah SAW

Akhlak terhadap Rasulullah Saw adalah cara kita berinteraksi secara tidak langsung kepada Rasulullah Saw. yang meliputi tata kita bersikap kepada beliau dan segala sesuatau yang dibawahnya. Contoh akhlak kepada Rasulullah diantaranya dengan mencintai dan memuliakannya. Mengikuti dan mematuhi Rasulullah berarti mengikuti segala aturan yang dibawa oleh Rasulullah yang terlembagakan dalam Al-Qur’an dan Sunnah dan merupakan dua warisan yang ditinggalkan Rasulullah untuk umat manusia sebagai pedoman hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

3.      Hubungan manusia dengan dirinya

Perilaku seseorang akan mencerminkan akhlak yang baik manakala selalu dilandasi dengan nilai-nilai yang secara universal sudah diterima baik dalam pandangan manusia maupun pandangan Allah Swt. Nilai-nilai diantaranya;
a.       Shidiq, artinya benar atau jujur. Seorang muslim ditutut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin , benar hati, benar perkataan, dan benar perbuatan yang harus ditegakkan kepada siapa saja.
b.      Amanah, artinya dipercaya. Sifat amanah lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah yang dimilikinya. Amanah dalam arti sempit yaitu memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalambentuk semula. Sedangkan amanah dalam arti luas yaitu menyimpan rahasia orang, menjaga kehormatan orang lain, menjaga dirinya sendiri, menuanaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dan yang paling penting adalah menjalakan segala tugas yang diberikan oleh Allah Swt.
c.       Istiqamah, yatiu sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapai berbagai tangtangan dan godaan.
d.      Iffah, yaitu memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, setiaporang haruslah menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.
e.       Tawadhu’, artinya rendah hati. Sikap tawadhu’ akan akan melahirkan kesadaran bahwa apa yang dimiliki, baik bentuk fisik, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan adlah karunia Allah Swt.
f.        Malu, merupakan cirri yang sangat khas akhlak mulia dalam pandangan islam. Seseorang yang tidak memiliki rasa malu cenderung akan melakukan apa saja, tanpa memperdulikan akibat buruknya, sekalipun akan menimpa dirnya sendiri maupun menimpa kehidupan masyarakat.
g.      Sabar, yatiu menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridha Allah. Seorang muslim dituntut memilki sifat sabar dalam berbagai situasi, seperti sabar dalam menerima cobaan, sabar dari keinginan hawa nafsu, sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam berdakwa, sabar dalam perang dan pergaulan.
h.      Pemaaf, sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada dirinya.

4.      Hubungan manusia dengan sesamanya

a.       Akhlak terhadap Ibu Bapak
Akhlak kepada keluarag yaitu mengembangkan kasih sayang diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam keluarga diungkapkan dalam bentuk perhatian melaluim kata-kata, isyarat-isyrat maupun perilaku.

Surat Al-Israa ayat 23-24
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًاوَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya: “(23)Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. (24) dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

b.      Akhlak terhadap Keluarga
Akhlak kepada keluarag yaitu mengembangkan kasih saying diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Komunikasi dalam keluarga diungkapkan dalam bentuk perhatian melaluim kata-kata, isyarat-isyrat maupun perilaku

c.       Akhlak terhadap Masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim harus dapat berhubungan baik dengan masyarakat yang lbeih luas, baik dalam lingkungan pendidikan, kerja, sosial, dan lingkungan lainnya.
Surat Al-Baqaraah ayat 263
قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ
Artinya:“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
  
Surat An-Nur ayat 27

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُواوَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat”.

Surat Al-Baqaraah ayat 83
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
Artinya: “Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,..”.

5.      Hubungan manusia dengan alam sekitar atau lingkungan hidupnya.

Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.
Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Yang demikian mengantarkan manusia bertanggung jawab, sehingga ia tidak melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, "Setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri."

Comments

Popular posts from this blog

CONTOH LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PUBDEKDOK

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN Bidang Pubdekdok Kegiatan Calon Anggota Penerus (KECAP) 201 8 Himpunan Mahasiswa Majalengka (HIMMAKA) Bandung Periode 2017-2018 A.    PENDAHULUAN Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh… Segala puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan segala rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita, sehingga mampu untuk melalui segala aktivitas keseharian kita. Shalawat dan taslim kita tujukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., yang dengan segala kesabaran serta kesungguhan Beliau yang telah membimbing dan mengangkat derajat kita semua dari lembah yang penuh kedzaliman menuju ke jalan yang penuh kebenaran dan niscaya mendapatkannya. Sebagai insan akademis, mahasiswa dihadapkan pada berbagai situasi yang tentunya tidaklah sangat mudah untuk diselesaikan, sebab mereka harus mampu untuk menjawab dan menyelesaikan segala tantangan masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini kemudian yang mendorong dalam m

RUANG LINGKUP PEMBAGIAN AKHLAK ( Akhlak kepada Khalik, Makhluk dan Alam )

A.     Pengertian Akhlak Akhlak   adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Maka bila sifat itu memunculkan perbuatan baik dan terpuji menurut akal dan syariat maka sifat itu disebut akhlak yang baik, dan bila yang muncul dari sifat itu perbuatan-perbuatan buruk maka disebut akhlak yang buruk. Didalam islam pengertian akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia diatas bumi yang didasarkan kepada Al-Qur’an dan al-Hadist. Akhlak menurut kaum muslimin, menujukkan kondisi jiwa yang menimbulkan perbuatan atau perilaku secara spontan. Seseorang dikatakan bermental penolong, ketika dihadapkan kepada orang yang sedang dirundung kesulitan-kesulitan, secara spontan akan memberikan pertolongan tanpa banyak memperhatikan atau memikirkan untung rugi, atau ketika seseorang sedang berjalan tiba-tiba tersandung batu, maka kata-kata yang akan keluar dari

CONTOH LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BIDANG LOGISTIK

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN   BIDANG LOGISTIK KEGIATAN CALON ANGGOTA PENERUS ( KECAP ) 2018 Himpunan Mahasiswa Majalengka (HIMMAKA) Bandung Periode 201 7 - 201 8 A.       Pendahuluan Assalamu’alaikum. Wr.Wb Puji dan Syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT. Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya semoga sampai kepada kita selaku umatnya amin Jauh-Jauh hari kebelakang yaitu Kegiatan Kecap HIMMAKA Alhamdulillah telah kita Lendingkan bersama. Persiapan-persiapan telah kita lakukan Jauh-jauh hari sebelum acara Kecap HIMMAKA dilaksanakan, sesuai dengan Jobdes bidangnya masing-masing yang telah diinstruksikan oleh Ketua Pelaksana (OC) dan Jajarannya. Salah satunya Bidang kami yaitu Bidang Logistik, dalam kegiatan ini untuk menjalankan tugas kinerja bidang   persiapan yang harus dilakukan tidaklah mudah. Tapi Alhamdulillah seiring dengan dukungan dan kerja sama kami, Jobdes yang